Judul buku : Assassin’s Creed : Renaissance
Pengarang : Oliver Bowden
Penerjemah : Melody Violine
Penerbit : Ufuk Press
Tahun terbit : 2010
Cetakan : Juni 2010
Tebal buku : 592 halaman
Harga : Rp. 89.900,00
Assassin’s Creed: Renaissance adalah novel yang diadaptasi dari game Assassin’s Creed II, sebuah game laris yang dibuat Ubisoft, dan merupakan karya Oliver Bowden. Oliver Bowden sendiri sebagai pengarang, tidak banyak diketahui detail jati diri dan cerita kehidupan pribadinya. Walaupun kurang terkenal, Oliver Bowden sebenarnya memiliki gaya yang cukup unik dalam menulis novel ini, terutama dari segi gaya bahasa. Bahkan Oliver Bowden mampu menceritakan semuanya menjadi detil-detil yang menarik.
Novel ini sendiri bertema fiksi- sejarah, yang merupakan penggabungan sebuah kisah fiksi dengan suatu sejarah, yang sekaligus menjadi kekuatan dan keunikan tersendiri bagi novel ini. Jadi, sebagian besar dari cerita adalah fiksi, sedangkan sebagian lainnya benar-benar terjadi.
Novel ini menceritakan tentang perjalanan hidup dan petualangan Ezio Auditore da Firenze, seorang pria muda berusia 17 tahun yang membuat keputusan untuk melakukan pembalasan dendam atas kematian ayah dan saudara-saudaranya. Ia memutuskan untuk bergabung dengan Assassin, membalas kematian keluarganya yang dibunuh oleh organisasi Ksatria Templar. Ezio pun baru mengetahui dari pamannya bahwa ayahnya juga adalah seorang Assassin, yang kemudian menyebabkan kematian ayahnya, karena Assassin ternyata adalah musuh dari Ksatria Templar. Hal itu membulatkan niat Ezio bergabung dengan pamannya, yang juga seorang Assassin, untuk melawan Ksatria Templar dan keluarga Pazzi yang telah membunuh keluarganya.
Ezio pun harus menjauh dari kehidupan yang damai demi melaksanakan kehidupan yang berbahaya sebagai seorang Assassin. Ia harus berlatih dan bekerja keras agar dapat selamat dan mengalahkan satu demi satu pimpinan Ksatria Templar, dan terutama, membebaskan Italia dari cengkeraman niat jahat sebuah tiran.
Kelebihan Novel ini adalah penggunaan tokoh-tokoh sejarah seperti Leonardo da Vinci dan Niccolò Machiavelli yang menyebabkan pembaca lupa dan tidak yakin bahwa ini adalah cerita fiksi. Penggunaan –penggunaan percakapan dan penokohan karakter-karakter di dalamnya membuat novel ini tidak membosankan. Dan detail-detail yang digunakan untuk menggambarkan situasi yang terjadi saat itu, sudah cukup baik.
Kekurangannya yang mengganggu adalah terjemahannya yang masih sering tidak menggunakan Bahasa Indonesia yang semestinya, juga konflik cerita yang kurang bervariasi terutama di bagian pertengahan buku dimana Ezio hanya berlatih, menyusun strategi dan membunuh Ksatria Templar.
Walaupun demikian , Novel ini sangat menarik untuk di baca oleh para penggemarnya ataupun yang baru tahu akan Kisah Tentang Assassins Creed. dan Menurut saya sendiri Novel Assassins Creed seri lainnya pun sangat menarik untuk di baca .
No comments:
Post a Comment
Please Leave A Comment From This Article :
1.POLITE
2.NO SARA
3.APPROPRIATE WITH THE TOPIC OR ARTICLE'S
Thank You For Read This Article & Visit Back Next Time